Mural Competition #2 mengambil tema “Art and Culture”, Sabtu (20/7/2019) digelar Fakultas Teknik Universitas Dwijendra (FT Undwi) di halaman kampus setempat. Pada waktu bersamaan juga dilaksanakan Communication Festival (Comfest) 2019 Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom). Pemilihan tema art and culture dimaksudkan agar masyarakat tidak lupa akan seni dan kebudayaan mereka di era Revolusi Industri 4.0 yang berbasis teknologi. Acara Mural Competition #2 FT Undwi ini dibuka bersamaan dengan Communication Festival (Comfest) 2019 Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Undwi oleh Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar Dr. I Ketut Wirawan, S.H.,M.Hum., didampingi Rektor Universitas Dwijendra Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA.Turut hadir Wakil Rektor III Undwi Drs. Made Sutika M.Si., Dekan FT Undwi Frysa Wiriantari S.T.,M.T., Dekan Fikom Undwi Drs. Wayan Kotaniartha, S.H., M.H., M.I.Kom., serta ratusan peserta se-Bali. Mural Competition yang memasuki tahun kedua ini juga digelar serangkaian Dies Natalis ke-37 Universitas Dwijendra yang puncaknya pada 28 Juli 2019 mendatang. Acara ini juga sebagai upaya semakin mempopulerkan mural di kalangan masyarakat khususnya generasi muda. Dekan FT Undwi Frysa Wiriantari S.T.,M.T., mengungkapkan lomba mural ini juga bertujuan untuk menjaring bakat-bakat masyarakat umum baik dari kalangan siswa maupun mahasiswa yang memiliki daya kreatifitas dan inovasi yang tinggi. Selain itu kegiatan ini diharapkan mengasah keterampilan mahasiswa Fakultas Teknik Undwi dalam berorganisasi dan sikap bekerja sama dan bertanggung jawab di lingkungan kampus.
“Pemenang lomba nantinya akan diberikan keringanan jika ingin melanjutkan studi di Universitas Dwijendra khususnya Fakultas Teknik,” kata Frisya.
Lomba Mural ini disambut antusias dengan diikuti puluhan kelompok baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, komunitas pecinta seni mural maupun masyarakat umum.
Para peserta dari seluruh Bali bahkan tidak sedikit juga dari luar Bali ini ditantang untuk menuangkan kreativitas dan daya imajinasi dalam membuat lukisan mural di atas tempeh dari anyaman bambu. Tentunya sesuai tema yakni “Art and Culture.”
Karya mural terbaik dari para pemenang nantinya akan dipamerkan pada ajang Pameran Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali di Taman Budaya Art Center Denpasar serangkaian HUT Provinsi Bali.
“Jadi karya mereka juga bisa lebih dikenal luas dan diapresiasi oleh publik,” kata Dekan FT Undwi didampingi Ketua Panitia Desak Made Sukma Widiyani, S.T.,M.T. Untuk diketahui mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian. Mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Dalam perkembangannya, mural tidak lagi hanya menggunakan media dinding tetapi juga bisa menggunakan media lainnya.Mural tidak hanya berdiri sendiri, namun ada pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui mural. Terdapat pesan dengan memanfaatkan kehadiran mural dengan mencitrakan kondisi sekelilingnya, di antaranya mural untuk kepentingan estetik, mural untuk menyuarakan kondisi sosial budaya, serta mural untuk kepentingan ekonomi dan juga politik.