background

Blog

DENPASAR – Sektor pendidikan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul. Pemerintahan Presiden Jokowi menyebut, Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta menjadi fondasi kuat yang dapat meningkatkan kualifikasi manusia Indonesia.

Revolusi industri 4.0 menjadi tantangan besar bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia khususnya dunia pendidikan. Pasalnya diera otomatisasi dan digitalisasi ini, 375 juta lapangan pekerjaan diperkirakan hilang.

Menyikapi kondisi tersebut, seluruh Perguruan Tinggi di Bali, salah satunya Universitas Dwijendra Denpasar sudah memiliki strategi khusus. Rektor Universitas Dwijendra Denpasar, Dr. Ir I Gede Sedana, MSc. MMA menyebut telah mempunyai kiat khusus dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Lulusannya pun diklaim mampu bersaing diera serba digital. Bahkan 39 yudisiawan yang dilepas dalam Yudisium ke-31 Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Dwijendra (Undwi) dijamin tidak akan tergilas oleh revolusi industri 4.0.

“Sebenarnya Fakultas Ilmu Komunikasi ini sudah sejak awal mengikuti perkembangan-perkembangan dan bahkan revolusi industri 4.0 ini tidak menjadi persoalan, tidak hanya menjadi suatu tantangan, tetapi sudah menjadi peluang bagi sarjana ilmu komunikasi, sehingga mereka pasti akan bisa mengikuti perkembangan teknologi, perkembangan industri, Apalagi mereka juga sudah sangat terbuka terhadap, terbuka terhadap media-media yang akan bisa dimasuki secara mudah dan secara gampang,” katanya usai Yudisium ke-31 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra, di Aula Sadhu Gocara Yayasan Pusat Dwijendra, Sabtu (31/8/2019).

“Mereka tidak akan pernah tertindas. Tidak akan pernah digilas oleh industri itu. Tetapi bahkan saya selalu berharap sarjana yang dibentuk ini akan semakin berkembang diatas revolusi industri 4.0 tersebut,” lanjutnya.

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra, Drs I Wayan Kotaniartha,SH., MH., M.Ikom.,  mengakui pihaknya sangat fokus terhadap kualitas lulusan. Hal itu dibuktikan dari serapan seluruh lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra yang kini berjumlah 794 orang. Tidak sebatas mengejar pekerjaan, lulusannya diakui mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

“Lulusan kali ini saya kira sudah memiliki berbagai kompetensi dasar yang cukup untuk terjun ke berbagai bidang pekerjaan, ke masyarakat, dan khususnya kami sangat menenkankan bagaimana mahasiswa bisa berwirausaha,” katanya.

“Jadi tidak semata mengandalkan menjadi pegawai negeri sipil, atau mencari pekerjaan di BUMN dan sebagainya, tetapi kita telah memberikan mereka bekal soft skills, life skills, sehingga mereka akan lebih mudah menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat,” sambungnya.

Kotaniartha lebih lanjut mengatakan, kesiapan menghadapi revolusi industri 4.0 tidak hanya ditekankan pada kompetensi lulusan. Kompetensi SDM dosen juga menjadi konsern, agar proses pembelajaran mengacu pada tantangan yang berkembang.

“Saya kira kompetensi dosen dan juga kesiapan mahasiswa dalam proses pembelajaran sudah cukup siap mereka menghadapi era revolusi 4.0 ini. Sehingga tidak diragukan lagilah, jadi masyarakat tidak perlu ragu kepada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra, dan kita setiap waktu melakukan peninjauan kurikulum. Minimal 3 tahun sekali kurikulum itu kita sesuaikan dengan dinamika dan perkembangan pendidikan, dan dinamika masyarakat,” tutupnya.