background

Tantangan Pariwisata Bali Dalam Menghadapi Krisis Global

Oleh : Raditya Utama Putra
Mahasiswa Prodi Ilkom, Fakultas Ilmu Komunikasi Dan Bisnis Universitas Dwjendra

Pulau Bali memang terkenal dengan pariwisatanya, bahkan Pulau Bali sering dijuluki sebagai The Island Of Paradise. Ini merupakan julukan yang sangat sering didengar jika membicarakan tentang Bali. Pulau Bali memiliki banyak sekali destinasi wisata yang terkenal hingga mancanegara. Pada tahun 2019 Pulau Dewata, Bali, meraih penghargaan sebagai the best destination of the year dari TTG (Travel Trade Gazette) Award 2019. Penghargaan ini diberikan kepada Indonesia dalam ajang tahunan TTG yang dilaksanakan di Bangkok Convention Center, Central World Bangkok pada tanggal 26 September 2019. Penghargaan ini memperkuat posisi Bali sebagai destinasi wisata favorit internasional. Selain itu pada tahun 2022 Bali kembali memperoleh penghargaan sebagai tempat liburan paling bahagia. Penghargaan ini diberikan oleh Clubmed yang merupakan sebuah lembaga internasional. Dalam situsnya Bali disebut sebagai destinasi wisata paling populer bagi mereka yang menginginkan liburan bahagia dan tanpa beban. Ini membuktian bahwa Bali merupakan tempat wisata yang sangat populer di dunia.
Pada kenyataannya sebagian besar masyarakat di Pulau Bali bergantung pada sektor pariwisata, Semenjak Covid-19 melanda dunia, Bali pun sangat terkena dampaknya khususnya di sektor pariwisata. Banyak tenaga kerja pariwisata di Bali yang terkena PHK. Banyak restoran dan hotel yang tutup dan tidak sedikit pula pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) selama dua tahun msa pandemi. Hal ini juga berpengaruh pada sektor perekonomian Bali dan kunjungan wisman yang terus menurun. Namun setelah pandemi mulai melandai pariwisata Bali kini mulai bangkit kembali. Banyak wisatawan mancanegara mulai mengunjungi Bali sebagai tempat wisata pilihan mereka. Menurut berita CNBC Indonesia 70% Pekerja Hotel Korban PHK di Bali akhirnya bisa kembali bekerja. Ini berarti sebuah kemajuan yang terjadi dari sektor pariwisata di Bali. Penyelenggaraan KTT G20 juga turut dipercaya sebagai salah satu indikator yang dapat memberikan pengaruh positif bagi sektor pariwisata Bali. Selain itu perekonomian Bali tentunya mendapat ajang promosi gratis yang impressive. Hal ini berdampak pada penguatan kepercayaan dunia pada Bali sebagai destinasi internasional yang sanggup menjadi host perfect dalam kegiatan MICE atau meetings, incentives, conventions and exhibitions dunia, yang akan mengarah kepada Quality Tourist. Namun kita juga harus menyadari tantangan kedepan yang akan terjadi bagi keberlanjutan pariwisata Bali. Karena itu dibutuhkan peran dari banyak pihak untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin terjadi kedepan
Tantangan sektor pariwisata di Bali memang tak pernah ada habisnya. Jika kita melihat kembali ke belakang tentu bencana erupsi Gunung Agung sudah membuat pariwisata Bali mulai goyah dan mengalami penurunan kunjungan dari wisatawan mancanegara. Selain itu beberapa kasus seperti pandemi Covid-19 yang melanda dunia harus kembali membuat pariwisata Bali dipukul mundur. Trend ke depan yang sudah dialami beberapa negara, bahwa akan terjadi inflasi melanda dunia sehingga terjadi resesi ekonomi global pada tahun 2023 mendatang. Tentunya ini menjadi tantangan yang sangat berat bagi kemajuan serta perkembangan pariwisata, khususnya pariwisata Bali, mulai tahun 2023 mendatang. Prediksi resesi ekonomi dunia tersebut memerlukan persiapan untuk menghadapi berbagai tantangan kedepanya.
Krisis global memang menjadi hal yang menakutkan bagi dunia khususnya pariwisata di Bali. Jika krisis global ini benar terjadi maka dikhawatirkan kondisi pariwisata Bali akan kembali seperti masa pandemi Covid-19. Tentu hal ini akan menghambat kembali pariwisata Bali yang baru mulai bangkit setelah masa pandemi, Dengan demikian pemerintah harus bisa mendorong sektor pariwisata Bali agar lebih berkembang lagi dan mempermudah masuknya wisatawan ke Bali, sehingga kunjungan wisatawan mancanegara tetap stabil walaupun dunia dilanda krisis global. Selain itu para pelaku pariwisata di Bali juga harus tetap menjaga kualitas pelayanan mereka dengan baik, jangan sampai melakukan banting harga, teruslah perbaiki kualitas agar wisatawan puas akan pelayanan yang diberikan. Demikian pula dibutuhkan juga pengembangan kualitas sumber daya manusia, dan penelitian pengembangan infrastruktur yang mendukung pariwisata, seperti lingkungan bandara udara, akomodasi, obyek pariwisata, transportasi, pengadaan air bersih, pelayanan listrik dan pusat perbelanjaan agar memudahkan wisatawan dan memberikan rasa nyaman saat berlibur di Bali. Penguatan promosi juga harus terus dilakukan guna membangun citra yang baik, sehingga menjadikan Bali sebagai destinasi terbaik di dunia melalui peningkatan kualitas pengelolaan daerah tujuan wisata secara professional.
Dengan demikian jika semua pihak sudah bersinergi bersama membangun dan menciptakan pariwisata Bali yang positif, nyaman dan aman bagi wisatawan mancanegara, maka diharapkan kita mampu terus meningkatkan daya tarik wisatawan mancanegara untuk datang berwisata ke Bali walaupun dunia akan dilanda krisis global. Mari kita terus bangun optimism dan semangat kolaborasi , semoga kita bisa melewati berbagai tantangan krisis yang akan terjadi.