background

Blog

Oleh:

Miranda Tasya Putri

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Dwijendra

 

Kurangnya  figur ayah dalam kehidupan anak menjadi kasus yang cukup hangat di Indonesia saat ini. Indonesia disebut mendapatkan peringkat ketiga sebagai negara fatherless di dunia. Hal ini menyatakan bahwa banyak sekali anak di Indonesia tidak mendapatkan figur ayah di dalam hidupnya. Isu fatherless ini dapat menyadarkan masyarakat bahwa kurangnya sosok ayah bagi seorang anak akan dapat menimbulkan masalah serius ke depannya, terutama pada tumbuh kembang anak.

Menurut Edward Elmer Smith, Psikolog asal Amerika, mengatakan fatherless country diartikan sebagai negara yang masyarakatnya memiliki kecenderungan tidak merasakan keberadaan dan keterlibatan figur ayah dalam tumbuh kembang dan kehidupana anak, baik secara fisik maupn psikologis. Seorang ayah bukan hanya sekadar untuk mencari nafkah keluarga, namun juga memiliki peran penting dalam memberikan pengaruh tumbuh kembang anak. Sayangnya, isu fatherless ini masih kurang diketahui oleh masyarakat Indonesia, sehingga masih banyak sekali anak-anak di luar sana yang tidak mendapatkan atau merasakan  figur ayah di dalam kehidupannya.

Fatherless bisa terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, misalnya seperti keadaan ekonomi, sosial, dan budaya. Faktor ekonomi dapat dikatakan sebagai faktor utama yang menyebabkan fenomana fatherless ini terjadi. Mungkin banyak sesosok ayah di luar sana yang sibuk dengan pekerjaannya demi dapat membahagiakan keluarga kecilnya, terutama agar dapat memenuhi kebutuhan sang anak. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya waktu bersama dengan sang anak bahkan hanya sekadar untuk mengobrol bersama.

 Selain faktor ekonomi, faktor perceraian juga dapat mempengaruhi figur ayah dalam keluarga. Beberapa dari kasus perceraian membuat seorang ayah kehilangan akses untuk bertemu dengan anak-anak mereka, sehingga terjadi lost cantact antara ayah dan anak. Hal inilah yang membuat sang ayah merasa kehilangan dalam memenuhi tanggung jawab mereka. Terjadinya lost cantact tentu menyebabkan komunikasi interpersonalnya terputus, sehingga anak merasa kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya. Komunikasi interpersonal adalah kunci yang dapat membuat isu fatherless ini berkurang. Lalu, bagaimana komunikasi interpersonal dapat menciptakan figur ayah bagi sosok anak?

Seperti  diketahui, sosok orang tua, khususnya seorang ayah, menjadi peran yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Kehadiran sosok ayah dalam kehidupan seorang anak tentu dapat mempengaruhi berbagai hal, salah satunya adalah dapat memengaruhi bagaimana karakter anak tersebut terbentuk. Adanya sosok ayah di kehidupan anak pasti tidak terlepas dengan bagaimana cara seorang ayah berkomunikasi dengan sang buah hati. Cara berkomunikasi seorang ayah dinilai sangat penting guna membangun karakter anak dan menciptakan figur ayah yang baik di mata anak. Komunikasi anak terhadap ayah tidak selalu berjalan baik. Terkadang sosok ayah digambarkan sebagai orang yang terlalu tegas, kaku, dan dingin, sehingga sering sekali komunikasi interpersonal seorang ayah dan anak tidak berjalan baik.

Menurut Joseph A. DeVito, komunikasi interpersonal adalah suatu proses hubungan timbal balik secara lisan maupun tulisan yang melibatkan lebih dari satu orang. Dalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak adalah salah satu bentuk dari komunikasi interpersonal. Di dalam keluarga komunikasi interpersonal merupakan hubungan timbal balik antara anggota keluarga untuk berbagi hal dan makna dalam keluarga agar keluarga mengetahui dunia luar dalam mengubah sikap dan perilaku. Dilihat dari pengertian komunikasi interpersonal, kita sudah dapat mengetahui bahwa komunikasi interpersonal di dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan, khususnya komunikasi interpersonal antara ayah dan anak untuk mencegah terjadinya fatherless.

Komunikasi interpersonal menjadi kunci utama dalam membangun hubungan antara seorang ayah dengan anak agar hubungan tersebut tercipta dan terjalin dengan baik. Komunikasi interpersonal yang baik biasanya akan menciptakan hubungan yang baik juga. Untuk membangun hubungan yang baik, komunikasi interpersonal yang dapat dilakukan adalah mulai dari saling berbicara dan mendengarkan satu sama lain.  Menciptakan interaksi yang menyenangkan, saling memberikan rasa aman mengenai hubungan masing-masing serta saling memperhatikan, saling memberi dukungan dan saling memberi semangat. Kemampuan sosok ayah dalam berkomunikasi dengan anak sangatlah penting. Sosok ayah menjadi bukti bahwa dalam membangun komunikasi dapat membantu kedekatan dengan anak terjalin dan juga dapat menciptakan figur ayah yang baik  di mata anak.

Hilangnya sosok ayah atau figur ayah bagi anak memberikan dampak yang fatal dan rasa kehilangan ini dapat dirasakan hingga dewasa, yang akhirnya akan berdampak pada psikologis anak. Dampak dari fatherless ini dapat membuat anak cenderung memiliki gangguan emosi, seperti depresi, cemas, sulitnya mengontrol rasa emosi, yang disebabkan karena anak merasakan kehilangan, kesepian, dan rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh sang anak.  Perkembangan perilaku anak pun dapat menjadi buruk, sehingga anak lebih sulit diatur, tidak taat aturan, dan dapat merugikan dirinya sendiri seperti bolos sekolah. Tingkat kepercayaan diri pada anak pun dapat menurun akibat dari fatherless ini. Selain itu, anak cenderung kesulitan dalam melakukan hubungan sosial dengan orang lain.

“Ayah ada, tapi seperti tidak ada,” kalimat ini seharusnya menjadi cambukan keras bagi semua orang, khususnya bagi seorang ayah. Memang tidaklah mudah dalam mengatur waktu pekerjaan sehingga sering sekali menjadi hal yang dilematis bagi seorang ayah. Seorang ayah harus menghadapi situasi pilihan yang sulit antara menafkahi keluarga dengan mendidik anak. Semua permasalahan memang bisa diselesaikan dengan baik, walau salah satunya harus mengorbankan sesuatu. Namun untuk mengurangi resiko fatherless dapat dilakukan dengan menyempatkan di waktu luang untuk berkomunikasi dengan anak, misalnya memberi kabar melalui telephone atau pesan singkat.

Ayah, luangkan waktunmu sebentar untuk menyapa, menemani, dan memeluk buah hati sesibuk apapun urusan pekerjaanmu. Ayah harus ingat, tanggung jawabmu tidak hanya sekadar mencari nafkah, namun juga harus bisa menjadi figur ayah yang baik bagi anak-anakmu.